LAPORAN
TETAP
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
INDUSTRI TUMBUHAN PERAIRAN
NUGGET RUMPUT LAUT

Saputriani
05061181520003
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Rumput laut sebagai salah satu komoditas
ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber
pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan
perairan pantai dikepulauan Indonesia yang sangat potensial. Sebagai negara
kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara
luas oleh para petani atau nelayan.Perairan Indonesia sebagai daerah tropis
memiliki sumberdaya rumput laut yang cukup besar.Jenis yang banyak terdapat di
perairan Indonesia adalah Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea,Sargasum dan
Turbinaria.Dari beberapa jenis rumput laut telah mampu dikembangkan
ratusan jenis produk yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain
pada industri pangan dan non pangan (Anggadireja, 2006).
Pangan kering adalah bahan makanan yang memiliki Aw sangat rendah yaitu
sekitar 0,065 dimana pada Aw tersebut bakteri dan khamir sudah tidak dapat
tumbuh kecuali beberapa jenis kapang yang pertumbuhannya hanya membutuhkan
kadar air yang sangat rendah. Jenis bahan makanan kering diantaranya adalah
tepung-tepungan, mie, beras, bumbu kering, aneka pasta dan beberapa penyedap
rasa. Bahan makanan kering yang dipakai untuk produksi makanan adalah yang
memiliki kriteria tertentu, seperti berkualitas baik dan segar, higienis dan
bersih, harga dan timbangan yang jelas, cara penyimpanan yang tepat, jumlahnya
dalam persediaan, selalu ada dan stok tidak pernah kosong dan mudah dibedakan
dengan barang lain (Ketaren, 1986).
Potensi perikanan
yang kaya akan serat salah satunya adalah rumput laut. Menurut Anggadireja (2006) rumput laut seaweeds
jenis Eucheuma cottonii secara umum
telah banyak dipergunakan dalam skala industri antara lain untuk bahan baku
obat-obatan, bahan baku kosmetik, bahan baku makanan kesehatan, bahan baku
produk makanan olahan.
Produk olahan hasil
perikanan begitu marak di pasaran untuk memenuhi kebutuhan protein bagi
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kehidupan modern yang serba sibuk dan
banyak menyita waktu. Contoh produk olahan hasil perikanan yang siap saji
adalah otak-otak ikan, bakso ikan, fish nugget, fish finger,fish burger dan sebagainya. Produk olahan tersebut memiliki nilai gizi yang
sangat dibutuhkan oleh konsumen (Elingsari, 1994).
Nugget merupakan
suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari
daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat
persegi. Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu battered dan breaded. Nugget dikonsumsi
setelah proses penggorengan rendam deep frying (Elingsari,
1994).
Sebagai sumber bahan pangan, tepung sagu dapat dikonsumsi
secara langsung atau digunakan dalam industri pangan. Tepung sagu mempunyai
komponen yang paling dominan seperti tepung tapioka yaitu kandungan
karbohidratnya yang tinggi. Dalam pembuatan nugget tepung sagu dapat digunakan
sebagai bahan pengikat. Dengan menambahkan tepung sagu dalam adonan nugget akan
mengahsilkan nugget
dengan tekstur lebih kenyal dan padat (Paul, 2008).
1.2. Tujuan
Berikut
tujuan dari praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan tentang Nugget
Rumput Laut antara lain, sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
proses pembuatan nugget rumput laut
2.
Untuk
mengetahui fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget rumput
laut
3.
Untuk
mengetahui karakteristik nugget rumput laut dan analisis sensori.
BAB
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumput laut (Eucheuma
cottoni)
Menurut Doty (1985), Eucheuma
cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae)
dan juga ini nama nya berubah menjadi, atau nama
menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan
termasuk fraksi kappa-karaginan. Klasifikasi Eucheuma
cottonii adalah sebagai berikut :
kingdom :
Plantae
filum
:
Rhodophyta
kelas :
Rhodophyceae
ordo :
Gigartinales
famili : Solieracea
genus
: Eucheuma
species : Eucheuma cottoni
Ciri fisik Eucheuma cottonii adalah mempunyai
thallus silindris, permukaan licin, cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu
tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah.
Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan. Kejadian ini
merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi
pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan. Duri-duri pada thallus
runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus.
Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling
berdekatan ke daerah basal (pangkal). Tumbuh melekat ke substrat dengan alat
perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk
rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari
(Anggadireja,
2006).
2.2. Nugget
Rumput Laut
Nugget merupakan salah satu
produk olahan daging beku.Produk
ini mempunyai daya simpan yang cukup lama, dengan penyimpanan dalam freezer bisa mencapai 2 minggu.Daging
yang digunakan sebelumnya harus digiling, sehingga memudahkan untuk dibentuk
pada tahapan berikutnya. Bahan utama yang digunakan adalah ikan, yang akan
memberikan tekstur produk yang diinginkan, karena mempunyai kandungan protein
myofibril. Nugget merupakan suatu bentuk produk olahan dari daging yang terbuat
dari daging giling atau
surimi (Bayuanda, 2007).
Badan
Standarisasi Nasional (BSN) (2002) pada SNI. 01-6638-2002 mendefinisikan nugget
ayam sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran
daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan
makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Menurut persyaratan
nugget ayam, kadar air maksimal 60%, kadar protein minimal 12%, kadar lemak
maksimal 20%, kadar karbohidrat maksimal 25%, aroma normal, rasa normal, tekstur normal. Nugget dibuat dari
daging (65%) dengan penambahan pati (10 %), bahan pengisi seperti roti tawar,
susu (15%) dan bumbu-bumbu seperti garam, bawang bombay, bawang putih, merica
(10%). Selain
itu nugget bahan utama nugget rumput
laut (Bayuanda, 2007).
2.3. Bahan tambahan
Bahan
Tambahan Pangan atau BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau karakteristik pangan, baik yang mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi. BTP dapat ditambahkan pada proses produksi, pengemasan,
transportasi atau penyimpanan. Bahan tambahan sengaja ditambahkan
dengan tujuan untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, aroma,
mengendalikan keasaman dan kebasaan, serta untuk menetapkan bentuk dan rupa
seperti gula dan garam. Bahan
tambahan berupa garam dapur halus, sedangkan bumbu penyedap dibuat dari
campuran bawang putih dan merica (Eskin, 1990).
2.3.1. Tepung tapioka
Tepung tapioka
merupakan tepung
yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan
pembantu dalam berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang,
dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga
mengurangi kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih.
Tepung tapioka yang disebut juga pati ubi kayu, yang merupakan granula dari
karbohidrat, berwarna putih, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak berbau (Nandia, 2004).
Tepung tapioka memiliki kandungan
pati yang lebih tinggi. Pati memegang peranan penting dalam menentukan tekstur
makanan, dimana campuran granula pati dan air bila dipanaskan akan membentuk
gel. Pati yang telah berubah menjadi gel bersifat irreversible, dimana molekul-molekul pati saling melekat membentuk
suatu gumpalan sehingga viskositasnya semakin meningkat tepung tapioka diperoleh dari hasil
ekstraksi umbi ketela pohon (Manihot
utilissima) yang umumnya terdiri dari tahap pengupasan, pencucian,
pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan, pengeringan, dan penggilingan (Suyanto,2000).
2.3.2. Tepung
Terigu
Tepung
terigu adalah salah satu bahan makanan yang dibuat dari biji gandum yang
berbentuk serbuk atau butiran sangat halus berwarna putih. Tepung terigu
ini merupakan salah satu jenis tepung yang sering digunakan manusia dalam
membuat berbagai jenis makanan dan masakan. Tepung terigu adalah butiran halus yang terbuat
dari gandum atau biji-bijian seperti jagung, oats, nasi dan rye (Paula Figoni 2008). Kata "terigu"
sebenarnya diambil dari bahasa Portugis "trigo" yang memiliki arti "gandum".
Namun, ada sedikit perbedaan antara gandum utuh dengan terigu. Jika gandum
berwarna coklat dan cenderung lebih kasar, maka terigu berwarna putih dan lebih
halus teksturnya. Ini disebabkan karena terigu mengalami beberapa tahap
pengolahan. Karena itulah, terigu lebih banyak mengandung gluten dan punya
kadar kekenyalan lebih tinggi ketimbang gandum utuh (Paula, 2008).
2.3.3. Tepung Roti
Tepung panir atau tepung roti ini adalah
sejenis tepung yang
dibuat dari roti kering yang ditumbuk hingga
halus.
Tepung ini memiliki kegunaan atau gunanya
untuk memberikan makanan memiliki lapisan luar yang renyah. Tepung roti biasa
digunakan untuk membuat kroket dan
sebagainya.
Tepung ini gunanya untuk memberikan makanan memiliki lapisan luar yang renyah.
Tepung roti biasa digunakan untuk membuat kroket dan
sebagainya. Dalam
masakan Jepang ada pula tepung sejenis yang diberi nama panko. Tepung roti/panir ada
beberapa jenis yg berbeda tekstur dan warnanya sehingga beda pula kegunaanya Tepung panir seringkali
menjadi cara yang bagus untuk menghabiskan roti tawar yang sudah kering dan
meningkatkan tekstur makanan
(Paula, 2008).
Tepung
panir mudah dibuat di rumah dan rasanya juga mungkin lebih lezat daripada
tepung panir yang dijual di pasaran.
Tepung
roti disebut juga remah roti atau tepung panir yang sebagian besar
penggunaannya untuk melapisi produk daging atau sejenisnya yang kemudian
mengalami tahap pembekuan. Tepung roti
atau tepung panir adalah sejenis
tepung
yang dibuat dari roti kering yang ditumbuk halus. Tepung ini gunanya untuk
memberikan makanan memiliki lapisan luar yang renyah (Santa, 1992).
2.3.4. Telur
Telur merupakan
salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan
ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur, dan 31%
kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6
gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur. Protein disusun
dari asam-asam amino yang terikat satu dengan lainnya. Mutu protein ditentukan
oleh asam-asam amino dan jumlah masing-masing asam amino. Protein telur
merupakan protein yang bermutu tinggi dan mudah dicerna. Dalam telur, protein
lebih banyak terdapat pada kuning telur, yaotu sebanyak 16,5%, sedangkan pada
putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir telur yang berbobot sekitar 50 gram,
kandungan total proteinnya adalah
sebanyak 6 gram (Iqbal, 2008).
Lemak Kandungan lemak pada telur sekitar
5 gram. Lemak pada telur terdapat pada kuning telur, sekitar 32%, sedangkan
lemak yang lain terdapat pada putih telur . Zat gizi ini mudah dicerna oleh
manusia. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral), fosfolipida
dan kolesterol. Fungsi trigliserida dan fosfolipida umumnya menyediakan energi
yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Vitamin dan Mineral Telur
mengandung semua vitamin. Selain sebagai sumber vitamin, telur juga merupakan
bahan pangan sumber mineral. Beberapa mineral yang terkandung dalam telur di
antaranya besi, fosfor, kalsium, tembaga, yodium, magnesium, mangan, potasium,
sodium, zink, klorida dan juga
sulfur (Iqbal, 2008).
2.3.5. Bawang Merah
Bawang
merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia.
Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm. Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang memiliki
banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Bawang merah merupakan pelengkap
bumbu yang tidak pernah ketinggalan dalam masakan, sebagai bahan baku misalnya
untuk industri bawang goreng dan lain sebagainya. Bawang merah kini menjadi
salah satu komoditas pokok di Indonesia. Bawang merah memiliki kandungan
beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnya sebagai zat anti
kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolestrol serta
penurunan kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merah mengandung
kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin seperti A dan C (Rahayu, 1999).
Umbi dari tanaman bawang
merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah
adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar
serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal
daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar
dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan
daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati
seperti kentang atau talas
(Rahayu, 1999).
2.3.6. Bawang Putih
Bawang
putih (Allium sativum L) adalah tanaman yang
berbentuk rumput. Daunnya panjang berbentuk pipih (tidak berlubang). Helai daun
seperti pita dan melipat ke arah panjang dengan membuat sudut pada permukaan
bawahnya, kelopak daun kuat, tipis, dan membungkus kelopak daun yang lebih muda
sehingga membentuk batang semu yang tersembul keluar. Bunganya hanya sebagian
keluar atau sama sekali tidak keluar karena sudah gagal tumbuh pada waktu
berupa tunas bunga (Adinda, 2007).
Tanaman bawang putih (Allium sativum) merupakan
salah satu dari jenis tanaman sayuran umbi semusim yang tumbuh tegak sampai
ketinggian 41-84 cm, tergantungdari varietasnya.Umbi bawang putih tersusun atas
suing-siung yang tumbuh dan berkembang pada pangkal tanaman diatas batang pokok
didalam tanah. Umbi bawang putih berwarna putih dengan ukuran dan susunan siung
berbeda-beda menurut varietasnya. Ada satu jenis bawang putih yang memiliki
struktur umbi yang utuh, yaitu umbi tidak tersusun atas suing-siung, tetapi
hanya memiliki satu suing saja hingga membentuk satu umbi utuh tanpa
siung-siung. Bawang semacam ini disebut bawang lanang.Terbentuknya struktur
umbi yang berbeda ini sebenarnya disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak
sesuai sehingga tanaman hanya membentuk tunas utama. Kemudian tunas ini tumbuh
dominan hingga menekan karena tunas-tunas bakal siungsehingga terbentuknya umbi
bawang yang utuh (Adinda,
2007).
BAB 3
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
3.1.
Tempat dan Waktu
Praktikum
Teknologi Industri Tumbuhan Perairan
(TITP) tentang Nugget Ruput Laut ini dilaksanakan di
Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya. Pada
hari Senin, 20 Februari 2017
pukul 10.00 WIB sampai dengan
selesai.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah sendok,
Loyang, baskom, kuali, kompor, sutil sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah rumput laut, tepung tapioka, tepung terigu, tepung panir, garam,
lada, telur, mentega, bawang merah, dan bawang putih.
3.3. Cara Kerja
Berikut cara kerja yang
dilakukan pada praktikum Teknologi
Industri Tumbuhan Perairan tentang Nugget Rumput Laut,
antara lain sebagai berikut:
1.
Bersihkan Rumput laut, timbang, dan blander.
2.
Campurkan semua bumbu.
3. Masukkan bumbu kedalam rumput laut dengan ditambahkan
mentega.
4. Aduk hingga rata dan membentuk adonan.
5. Kukus adonan selama 1,5 jam.
6. Dinginkan adonan sebentar.
7. Bentuk adonan sesuai keinginan, kemudian celupkan
kedalam telur dan balur dengan tepung panir.
8. Bekukan selama 1hari kedalam lemari pendingin.
9. Sebelum penggorengan braded lagi dengan telur dan
tepung panir
10. Goreng hingga nugget matang
11. Lakukan analisa sensori.
BAB 4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berikut hasil
dari praktikum Teknologi
Industri Tumbuhan Perairan tentang Nugget Rumput Laut, antara lain sebagai berikut:
Tabel
4.1.1. Uji sensori nugget rumput laut
Parameter
|
Kode
|
||||||
090
|
190
|
663
|
039
|
123
|
785
|
689
|
|
Penampakan
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
Warna
|
2
|
2
|
2
|
1
|
3
|
3
|
2
|
Tekstur
|
2
|
2
|
1
|
3
|
2
|
3
|
3
|
Rasa
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
Aroma
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Keterangan:
1
= Sangat suka
2
= Suka
3
= Agak suka
4
= Tidak suka
5
= Sangat tidak suka
4.2. Pembahasaan
Berdasarkan praktikum Teknologi
Industri Tumbuhan perairan yang telah dilakukan, kami memuat produk olahan
tradisional yakni Nugget Rumput Laut yang berbahan dasar yakni rumput Laut dan
di tambah dengan bahan pendukung atau bahan tambahan lainya antara lain seperti
tepung tapioka, tepung terigu, tepug panir, lada, garam, telur, bawang merah,
bawang putih, dan mentega, yang dimana seluruh bahan untuk membuat nugget
rumput laut tersebut memiliki peranan masing-masing untuk mendukung hasil dari
olahan nugget diantaranya, cita rasa, warna, aroma pada nugget rumput laut tersebut. Penggunaan rumput laut
untuk menjadi bahan dasar dari nugget tersebut dikarenakan rumput laut memiliki
manfaat secara fungsional yang banyak, dan sangat baik atau bermanfaat bagi
kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Dari hasil uji sensori yang telah
dilakukan donat rumput laut yang paling baik dengan kode 663, yang dimana
penampakan, aroma, tekstur, keempukan dan rasa nugget tersebut itu semuanya
dengan keterangan suka bahkan sangat suka.
Penggunaan kapur sirih dalam
praktikum tersebut tak lain digunakan dalam perendaman rumput laut agar rumput
laut tersebut bertekstur lembut dan tidak keras atau susah saat akan di blander
untuk membuat teksturnya nampak seperti bubur rumput laut. Dalam pembuatan nugget
rumput laut ini hal yang harus dipehatikan hanyalah saat mengaduk seluruh bahan
hingga homogen atau tercampur rata. Dimana saat pertama memasukkan bahan
haruslah diaduk dengan rata agar mentega yang ditambahkan larut dan homogen. Penambahan
bahan lain seperti tepung yakni untuk membuat adonan tersebut nampak padat dan
kompak, asalkan mengaduk bahan tersebut dengan homogen, jika tidak maka adonan
yang dimasak tersebut akan menggumpal tidak merata dan semua bahan tidak akan matang
menyeluruh setelah jadi kelak. Untuk penambahan atau pembaluran telur pada
kukusan nugget yang telah jadi tak lain agar saat penambahan tepung panir dapat
lengket dengan sempurna pada nugget tersebut.
Nugget yang berbahan dasar
rumput laut ini sangatlah baik untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin-vitamin,
seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan K ; betakaroten; serta
mineral, seperti kalium, kalsium, fosfor. Selain itu,
rumput laut juga mengandung fucoidan, alginates, dan polifenol yang dimana
manfaatnya mampu memproduksi sel-sel imun, membantu melawan virus, bakteri
maupun alergi, serta menghambat penggumpalan darah sehingga memperkecil resiko
stroke. Manfaat lainya yakni menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar
kolesterol, menstabikan gula darah, serta mengingat bahwa rumput laut merupakan
salah satu makanan yang mengandung serat sehingga dapat juga meredakan gangguan
dari saluran pencernaan.
Begitupun pembuatan nugget rumput laut ini dilakukan
selain untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara membuat makanan pangan
olahan semi kering dengan cara masih tradisional yang berbahan dasar tumbuhan
perairan ini, juga agar mahasiswa atau konsumen yang kurang suka rumput laut
dapat makan nugget yang bahan dasarnya tak lain adalah rumput laut, sehingga
yang sebelumnya seseorang yang mungkin kurang suka dengan rumput laut menjadi
suka karena telah dibuat olahan makanan dengan cita rasa yang enak.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang
di peroleh dari praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan tentang Nugget Rumput Laut, antara lain sebagai berikut:
1. Nugget rumput laut merupakan produk olahan yang
memiliki cita rasa yang enak, legit dan memiliki aroma yang khas.
2. Nugget yang berbahan dasar rumput laut selain rasa
yang enak juga memiliki kandungan vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1,
B2, B6, B12, C, D, E, dan K ; betakaroten; serta mineral pada rumput laut.
3. Tepung panir pada pembuatan nugget berfungsi untuk
memberikan warna dan tekstur yang lebih menarik pada nugget.
4. Tekstur
kepadatan pada nugget rumput laut dipengaruhi oleh banyaknya pemberian
tepung tapioka.
5. Pembalutan telur pada nugget berfungssi agar tepung panir lengket pada
nugget tersebut
6. Lada
dalam pembuatan nugget ikan berfungsi
sebagai pemberi rasa pedas. lada mengandung filandren
yang menghasilkan aroma yang sedikit menyengat.
7. Nugget rumput laut yang paling baik ialah donat dengan kode 663 berdasarkan
uji sensori yang telah dilakukan.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam menghaluskan
rumput laut harus di blander dengan halus hingga seperti bubur, agar saat
adonan nugget telah jadi tidak terasa tekstur rumput laut yang terasa belum
halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar