Jumat, 24 Februari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM DONAT RUMPUT LAUT ~ puput


LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI INDUSTRI TUMBUHAN PERAIRAN

DONAT RUMPUT LAUT




Saputriani
05061181520003








PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Pangan semi basah adalah bahan pangan yang memiliki prinsip pengolahan dengan menurunkan aw sampai pada tingkat mikroba patogen dan pembentuk tidak dapat tumbuh tetapi kandungan airnya masih cukup sehingga dapat dinaikkan tanpa rehidrasi dahulu dan cukup kering sehingga stabil selama penyimpanan (Leistaer, 1976).
Pangan semi basah merupakan produk yang dapat mengawetkan dirinya sendiri, sifat pengawetan ini berasal dari komposisi bahan yang kandunganya. Menurut Soekarto (1979), kadar air pangan semi basah adalah 10-40% dengan nilai aantara 0,60-0,90. Ciri khas lain dari pangan semi basah adalah bersifat plastis sehingga mudah dibentuk. Potensi perikanan yang kaya akan serat salah satunya adalah rumput laut. Menurut Anggadireja (2006) rumput laut seaweeds jenis Eucheuma cottonii secara umum telah banyak dipergunakan dalam skala industri antara lain untuk bahan baku obat-obatan, bahan baku kosmetik, bahan baku makanan kesehatan, bahan baku produk makanan olahan.
Teknologi pengolahan pangan semi basah dibedakan antara tradisional dan cara modern atau rakitan. Cara rakitan bukan hal baru di indonesia, contohnya adalah pembuatan donat. Donat dibuat dengan cara pencampuran semua bahan kemudian dimasukkan sampai tercapai aw tertentu. Pengolahan tradisional adalah tape singkong, tauco dan lain-lain. Pengolahan secara modern dilakukan dengan cara adsorbsi dan desobsi terhadap bahan campur, metode maupun perlakuan selama pengolahan dapat dikendalikan sehingga diperoleh produk dengan nilai gizi maupun nilai kalori seperti yang dikehendaki (Haliza, 1992).
      Sejak jaman dulu, manusia telah mengetahui cara membuat makanan fermentasi. Untuk membuat makanan fermentasi tidak luput dari peran mikrobia. Seirinf berjalan nya waktu, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin meningkat, banyak makanan-makanan olahan secara fermentasi. Makanan fermentasi sangat bermanfaat bagi manusia. Manfaat makanan fermentasi yaitu rasa makanan bertambah enak, kandungan gizi lebih tinggi, dan memperlama daya simpan. Salah satu produk olahan fermentasa ialah donat. Mata kuliah Dasar-Dasar Mikrobiologi adalah mata kuliah yang membahas tentang mikroorganisme, khususnya mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan prodak makanan fermentasi. Untuk mendalami wawasan tentang produk fermentasi khususnya tentang donat, makalah ini kami buat untuk membahas tentang produk olahan tentang donat (Soekarto, 1990).
Pembuatan donat merupakan salah satu proses pengolahan dengan memanfaatkan mikroba yaitu jenis khamir Saccharomyces cereviceae yang sering dikenal ragi roti. Saccharomyces cerviceae digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan donat atau jenis rerotian lainnya karena dapat menghasilkan enzim yang dapat merombak gula menjadi alkohol dan gas CO2. Adanya gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi mengakibatkan adonan donat mengembang. Hal ini juga bisa terjadi karena tepung yang diadoni sifatnya elastis sehingga dapat mengurung gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi. Tingkat pengembangan adonan sangat dipengaruhi oleh kekalisan adonan donat dan aktifitas rasi dalam adonan (Soekarto, 1990).


1.2. Tujuan
Berikut tujuan dari praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan tentang Donat Rumput Laut antara lain, sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui proses pembuatan donat rumput laut
2.        Untuk mengetahui fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan donat rumput laut
3.        Untuk mengetahui karakteristik donat rumput laut dan analisis sensori.
  



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumput laut (Eucheuma cottoni)
Menurut Doty (1985), Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) dan juga ini nama nya berubah menjadi, atau nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Klasifikasi Eucheuma cottonii adalah sebagai berikut :
kingdom           : Plantae
filum                 : Rhodophyta
kelas                 : Rhodophyceae
ordo                  : Gigartinales
famili                : Solieracea
genus                Eucheuma
species              Eucheuma cottoni
            Ciri fisik Eucheuma cottonii  adalah mempunyai thallus silindris, permukaan licin, cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan. Duri-duri pada thallus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal (pangkal). Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari (Anggadireja, 2006).


2.2. Donat Rumput Laut
           Donat (doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, jelly, krim, dan custard. Adonan donat terdiri dari dua jenis, adonan yang dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti adonan kue. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya kadar lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung kadar lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-balik di dalam minyak bersuhu antara 190 hingga 198. Sedangkan donat dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan waktu penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu 182 hingga 190 (Idrus, 1994).
Pembuatan donat menggunakan peran mikrobia. mikrobia yang berperan dalam pembuatan donat yaitu khamir atau yeast atau yang biasa yang kita sebut sebagai ragi. Seperti yang kita ketahui, bahwa gula adalah bahan umum untuk fermentesi, karena donat mengandung gula, proses fermentasi bisa terjadi pada adonan bila kita menambahkan khamir. Khamir yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Alkohol dapat juga berfungsi untuk meningkatkan aroma dari donat itu sendiri. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi (Idrus, 1994).

2.3. Fermentasi
Fermentasi adalah proses penghasil energi utama dari berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme seperti itu disesbut anaerob karena mereka mampu hidup dan memecah senyawa organik tanpa oksigen. Beberapa dari organisme tersebut akan mati jika terdapat oksigen dan dalam hal ini mereka disebut dengan anaerob obligat. Contoh terbaik organisme yang melakukan fermentasi adalah ragi. Ragi adalah anaerob fakulatif yaitu mereka dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Meskipun hanya etanol dan CO2 yang disebutkan sebagai hasil tambahan fermentasi, tetapi masih terdapat hasil-hasil lain yang dibentuk melalui proses fermentasi (Deby, 2008).
            Perlu disebutkan disini bahwa hasil fermentasi yaitu etanol dan asam laktat, masih mengandung sejumlah energi yang tersimpan dalam strukturnya. Tumbuhan tidak memperoleh keuntungan dari energi yang tidak dibebaskan ini yang menunjukkan bahwa respirasi anaerobik seperti fermentasi kadang-kadang dinyatakan sebagai proses yang relatif tidak efisien. Proses ini dikenal sebagai penyebab menjadi asamnya susu dimana fermentasi asam laktat yang dibentuk dari piruvat adalah asam laktat, enzim yang mengkatalisis reaksi itu adalah asam laktat dehidrogenase (Sumanti, 2010).

2.4. Bahan tambahan
Bahan Tambahan Pangan atau BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau karakteristik pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi. BTP dapat ditambahkan pada proses produksi, pengemasan, transportasi atau penyimpanan. Bahan tambahan sengaja ditambahkan dengan tujuan untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, aroma, mengendalikan keasaman dan kebasaan, serta untuk menetapkan bentuk dan rupa seperti gula dan garam. Bahan tambahan berupa garam dapur halus, sedangkan bumbu penyedap dibuat dari campuran bawang putih dan merica (Eskin, 1990).

2.4.1. Mentega
Mentega adalah produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh melalui proses pengocokan (Churning) sejumlah krim. Mentega yang baik harus mengandung lemak minimal 80%. Kadar air maksimal 16%, kadar protein maksimal 1% dan MSNF (Milk Solids Non-Fat) tidak lebih dari 2 %. Warna kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna β karoten dalam krim. Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan yang berenergi tinggi (7-9 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein rendah (Sumarman, 2007.).
Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu di mana ke dalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untk menjaga mutu. Warna kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna beta karoten dalam krim. Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan mekanan berenergi tinggi (7-8 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein rendah (Buckle, 1987).

2.4.2. Fermipan
Fermipan merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam pembuatan roti dan kue. Fermipan atau ragi digunakan agar bahan kue atau roti menjadi mengembang ketika dipanggang. Pada percobaan tadi, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur dengan gula maupun yang tidak bercampur dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya banyak. Maka setelah kita tahu bahwa balonnya mengembang, berarti ada reaksi dari fermipan atau ragi dengan gula dan air (Ketaren, 1986).
Reaksi fermipan : C6H12O6 à 2C2H5OCOOH + ENERGI
Ragi atau fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi adalah suatu macam tumbuh- tumbuhan bersel satu yang tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak dengan suatu proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya peragian. Peragian adalah istilah umum yang mencangkup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara ( aerobic dan anaerobic ) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida (Mudjajanto Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti (Sumanti, 2010).
Ragi mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu Rhizopus aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya. Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai Negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu (Sumanti, 2010).


2.3.3. Gula
Gula adalah pemanis makanan biasanya gula ditambahkan dalam makanan dan minuman. Gula yang digunakan dalam pembuatan dodol rumput laut yaitu gula pasir yang merupakan jenis gula yang berbentuk butiran kecil seperti pasir. Warnanya putih kecoklatan. Karena bentuknya yang berupa butiran kecil, gula pasir mudah larut dalam makanan dan minuman sehingga mudah digunakan. jenis-jenis gula diantaranya gula pasirgula pasir kasar (crystalized sugar),gula kastor (caster sugar)gula bubuk (icing sugar, confection sugar)gula donatgula dadubrown sugargula palem (palm sugar)gula jawa (gula merah)gula aren,dan gula batu (Rikayah, 1998).
Gula merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki arti penting dan posisi yang strategis di Indonesia. Meskipun telah beredar bahan bahan pemanis lainnya, seperti : madu, gula merah, fruktosa, glukosa dan gulatropika namun preferensi masyarakat Indonesia terhadap gula tebu masih lebih tinggi. Alasan kepraktisan (bentuk butiran), ketersediaan, dan berbagai kelebihan lainnya menjadikan gula tebu sebagai pilihan utama (Churmen, 2001). Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan gula akan terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan daya beli masyarakat, dan pertumbuhan industri yang menggunakan gula sebagai bahan bakunya (Buckle, 1987).






BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM



3.1. Tempat dan Waktu
         Praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan (TITP) tentang Donat Ruput Laut ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Pada hari Senin, 13 Februari 2017 pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai.

3.2. Alat dan Bahan
        Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sendok, baskom, kuali, kompor, sutil sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah rumput laut, tepung, gula, garam, fermipan, telur, mentega, dan susu.

3.3. Cara Kerja
Berikut cara kerja yang dilakukan pada praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan tentang Donat Rumput Laut, antara lain sebagai berikut:
1.      Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Masukkan dua kuning telur dan satu putih telur, gula, mentega ke dalam baskom lalu aduk hingga rata.
3.      Masukkan fermipan, garam, susu, dan aduk hingga homogen.
4.      Masukkan bubur rumput laut.
5.      Tambahkan tepung terigu kedalam adonan sedikit demi sedikit dan aduk  lagi hingga adonan homogen.
6.      Diamkan selama 45 menit dan tutup menggunakan kain.
7.      Bentuk adonan seperti donat kemudian goring
8.      Tiriskan dan taburkan gula halus diatasnya
9.      Lakukan analisa sensori.


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berikut hasil dari praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan tentang Donat Rumput Laut, antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Uji sensori donat rumput laut
Parameter
Kode
321
190
002
486
726
913
108
Penampakan
3
4
2
3
3
3
2
Warna
2
3
3
4
2
4
1
Aroma
3
3
4
3
4
3
2
Tekstur
3
3
2
3
3
2
1
Rasa
3
3
3
2
3
4
2

Keterangan:
1 = Sangat suka
2 = Suka
3 = Agak suka
4 = Tidak suka
5 = Sangat tidak suka

4.2. Pembahasaan
            Berdasarkan praktikum Teknologi Industri Tumbuhan perairan yang telah dilakukan, kami memuat produk olahan tradisional yakni Donat Rumput Laut yang berbahan dasar yakni rumput Laut dan di tambah dengan bahan pendukung atau bahan tambahan lainya antara lain seperti tepung, gula pasir, garam, telur, fermipan dan mentega, yang dimana seluruh bahan untuk membuat donat rumput laut tersebut memiliki peranan masing-masing untuk mendukung hasil dari olahan donat diantaranya, cita rasa, warna, aroma pada donat  rumput laut tersebut. Penggunaan rumput laut untuk menjadi bahan dasar dari donat tersebut dikarenakan rumput laut memiliki manfaat secara fungsional yang banyak, dan sangat baik atau bermanfaat bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Dari hasil uji sensori yang telah dilakukan donat rumput laut yang paling baik dengan kode 108, dimana penampakan, aroma, tekstur, keempukan dan rasa donat tersebut itu semuanya dengan keterangan suka bahkan sangat suka.
            Penggunaan kapur sirih dalam praktikum tersebut tak lain digunakan dalam perendaman rumput laut agar rumput laut tersebut bertekstur lembut dan tidak keras atau susah saat akan di blander untuk membuat teksturnya nampak seperti bubur rumput laut. Dalam pembuatan donat rumput laut ini hal yang harus dipehatikan hanyalah saat mengaduk seluruh bahan hingga homogen atau tercampur rata. Dimana saat pertama memasukkan bahan haruslah diaduk dengan rata agar mentega yang ditambahkan larut dalam gula maupun telur yang telah ditambahkan tersebut. penambahan bahan lain seperti tepung yakni untuk membuat adonan tersebut nampak padat dan kompak asal mengaduk bahan tersebut dengan homogen, jika tidak maka adonan yang dimasak tersebut akan menggumpal dan semua bahan tidak akan rata setelah jadi kelak. Untuk penambahan fermipan pada adonan tak lain berfungsi untuk membuat adonan tersebut mengembang, akan tetapi jika adonan di tutup dengan kain jika tidak di tutup maka adonan akan menjadi bantat atau tidak mengembang.
Donat yang berbahan dasar rumput laut ini sangatlah baik untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan K ; betakaroten; serta mineral, seperti kalium, kalsium, fosfor. Selain itu, rumput laut juga mengandung fucoidan, alginates, dan polifenol yang dimana manfaatnya mampu memproduksi sel-sel imun, membantu melawan virus, bakteri maupun alergi, serta menghambat penggumpalan darah sehingga memperkecil resiko stroke. Manfaat lainya yakni menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol, menstabikan gula darah, serta mengingat bahwa rumput laut merupakan salah satu makanan yang mengandung serat sehingga dapat juga meredakan gangguan dari saluran pencernaan.
Begitupun pembuatan donat rumput laut ini dilakukan selain untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara membuat makanan pangan olahan semi basah secara tradisional yang berbahan dasar tumbuhan perairan ini, juga agar mahasiswa atau konsumen yang kurang suka rumput laut dapat makan donat yang bahan dasarnya tak lain adalah rumput laut, sehingga yang sebelumnya seseorang yang mungkin kurang suka dengan rumput laut menjadi suka karena telah dibuat olahan makanan dengan cita rasa yang enak. 




BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang di peroleh dari praktikum Teknologi Industri Tumbuhan Perairan ttentang Donat Rumput Laut,  antara lain sebagai berikut:
1.      Donat rumput laut merupakan produk olahan tradisional yang memiliki cita rasa yang enak, legit dan memiliki aroma yang khas.
2.      Donat yang berbahan dasar rumput laut selain rasa yang enak juga memiliki kandungan vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan K ; betakaroten; serta mineral pada rumput laut.
3.      Fungsi fermipan pada pembuatan donat yakni sebagai pengembang adonan.
4.      Penambahan telur pada adonan agar addonan yang dihasilkan kelak tidak bantat.
5.      Penambahan taburan gula halus diatas donat bertujuan untuk memberikan cita rasa manis.
6.      Donat rumput laut yang paling baik ialah donat dengan kode 108 berdasarkan uji sensori yang telah dilakukan.


5.2. Saran
            Sebaiknya dalam menghaluskan rumput laut harus di blander dengan halus hingga seperti bubur, agar saat adonan donat telah jadi tidak terasa tekstur rumput laut yang terasa belum halus.






DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2011. Resep Pilus Rumput Laut. Dalam Pelatihan Teknik Produksi Rumput Laut Badan Diklat Industri Provinsi Sulawesi Selatan.
Anggadireja. 2006. Rumput Laut. Jakarta. Penebar Swadaya
Buckle et. al., 1987. Ilmu Pangan, .Edisi ke2. Penerbit Universitas Indonesia,
            Jakarta.
Deby. 2008. Fermentasi Bahan Pangan .Kanisius. Jakarta.
Doty MS. 1985. Measurement of Water Movement in References to Benthic Algae Growth. Bot Mar. XIV:32-35
Eskin. 1990. Bahan Tambahan Pangan. IPB: Bogor
Idrus. 1994. Pembuatan Donat. Balai Besar Penelitian Pengembangan Industri Hasil Pertanian. Departemen Industri.
Ketaren S. 1986. Fermipan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Rikayah. 1998. Syarat Mutu Gula. BPOM. Bandung.
Sumanti. 2010. Teknologi Fermentasi. Arcan. Bandung.
Sumarman. 2007. Mengenal Jenis-Jenis Mentega. Akademika Presindo.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar